pasti ada.
namun di antaramu tak ada yang mau bertanya mengapa harus iblis...
aku tau itu.
iblis.
tragis memang.
namun aku bukan tanpa sebab menamaiku dengan sebutan brutal ini.
karena ada yang menganggap diriku begitu. dan ku yakin dalam hati kalian juga terbersit begitu.
seorang sahabat membeberkan ocehan dua orang anak manusia. mereka menggunjing yang bukan hak mulutnya.
sahabat itu bilang, ada yang menjulukiku dengan sebutan baru. bagi yang merasa, silakan introspeksi diri.
aku mendapati ada temanku yang menyebutku PENJILAT.
Mereka merasa aku BAIK KALO ADA MAUNYA. KALO UDAH JAHAT, JAHAT BANGET!
Okey.aku terima laporannya dengan lapang dada. mungkin kesalahpahaman terjadi di antara kami. karena istilah itu keluar setelah adanya acara syuting di Rangkasbitung.
ku jelaskan kalo masalahnya, salah satunya adalah sewaktu aku membangunkan kalian dengan cara yang lumayan kasar menurut kalian, juga menurutku.
aku hanya agak sedikit kurang enak dengan sang pemilik tempat yang kita singgahi. "masa cmbbs bangunnya kesiangan. kapan sholat shubuhnya??"
kalo anaknya sendiri mah iya aja gpp. tapi baguskah kalo kita juga menggambarkan hal yang serupa?
hhuh.
kalian mungkin takkan pernah mengerti.
selesai sampai disitu? tidak!
setelah itu. sebagai anak insan yang masih punya rasa, aku mencoba
Aku tak ubahnya iblis yang hina, terbuang, penuh nista yang tak pantas dicinta.
Begitu cerita awalnya.
Lupain ajah, ntar juga dia
Itu sifat manusia. Sedang aku telah dipandang iblis olehnya. Jadi haruskah aku tetap bersikap seperti layaknya manusia yang rapuh?
Manusia memang membutuhkan satu sama lain. Namun aku ini iblis baginya. Jadi aku takkan dengan sukarela memohon-mohon padanya untuk tetap berbaik hati menjadi temanku. Biarkan saja apa yang dia ingin, dia lakukan. Akupun akan berjalan ke arah hidupku sendiri.
Selanjutnya.
Alasan mengapa aku memilih nama iblis.
Karena jika aku memilih bidadari seperti yang sahabatku bilang, pasti akan ada yangberkomentar karena mulut manusia tak memiliki tutup yang akan selalu mencuatkan kata-kata pedasnya. Dan aku hanya takut nantinya akan ada mereka yang merasa tersaingi dengan kata BIDADARI.
Iblis. Emang ada yang mau dianggep iblis dalam hidupnya? Hanya aku yang rela dengan sebutan begitu. Setidaknya tatapan mata orang menilaiku begitu.