RSS

Ku perkenalkan blog ini pada publik

kawan.adakah yg rancu dengan istilah yang kini ku tenarkan di hadapan kalian?tentangku yang mendedahkan diriku sebagai iblis?

pasti ada.
namun di antaramu tak ada yang mau bertanya mengapa harus iblis...
aku tau itu.

iblis.
tragis memang.
namun aku bukan tanpa sebab menamaiku dengan sebutan brutal ini.
karena ada yang menganggap diriku begitu. dan ku yakin dalam hati kalian juga terbersit begitu.

seorang sahabat membeberkan ocehan dua orang anak manusia. mereka menggunjing yang bukan hak mulutnya.
sahabat itu bilang, ada yang menjulukiku dengan sebutan baru. bagi yang merasa, silakan introspeksi diri.
aku mendapati ada temanku yang menyebutku PENJILAT.
Mereka merasa aku BAIK KALO ADA MAUNYA. KALO UDAH JAHAT, JAHAT BANGET!
Okey.aku terima laporannya dengan lapang dada. mungkin kesalahpahaman terjadi di antara kami. karena istilah itu keluar setelah adanya acara syuting di Rangkasbitung.
ku jelaskan kalo masalahnya, salah satunya adalah sewaktu aku membangunkan kalian dengan cara yang lumayan kasar menurut kalian, juga menurutku.
aku hanya agak sedikit kurang enak dengan sang pemilik tempat yang kita singgahi. "masa cmbbs bangunnya kesiangan. kapan sholat shubuhnya??"
kalo anaknya sendiri mah iya aja gpp. tapi baguskah kalo kita juga menggambarkan hal yang serupa?
hhuh.
kalian mungkin takkan pernah mengerti.

selesai sampai disitu? tidak!
setelah itu. sebagai anak insan yang masih punya rasa, aku mencoba meminta maaf dengan hati yang tulus. ingin ku sambung lagi tali persaudaraan yang terputus ini. aku dimaafkan katanya. namun sikapnya setelah itu mencerminkan aku masih iblis dihadapannya. Tragis kan?

Aku tak ubahnya iblis yang hina, terbuang, penuh nista yang tak pantas dicinta.

Begitu cerita awalnya.


Lupain ajah, ntar juga dia cape sendiri. Baikin ajah.


Itu sifat manusia. Sedang aku telah dipandang iblis olehnya. Jadi haruskah aku tetap bersikap seperti layaknya manusia yang rapuh?


Manusia memang membutuhkan satu sama lain. Namun aku ini iblis baginya. Jadi aku takkan dengan sukarela memohon-mohon padanya untuk tetap berbaik hati menjadi temanku. Biarkan saja apa yang dia ingin, dia lakukan. Akupun akan berjalan ke arah hidupku sendiri.


Selanjutnya.


Alasan mengapa aku memilih nama iblis.

Karena jika aku memilih bidadari seperti yang sahabatku bilang, pasti akan ada yangberkomentar karena mulut manusia tak memiliki tutup yang akan selalu mencuatkan kata-kata pedasnya. Dan aku hanya takut nantinya akan ada mereka yang merasa tersaingi dengan kata BIDADARI.


Iblis. Emang ada yang mau dianggep iblis dalam hidupnya? Hanya aku yang rela dengan sebutan begitu. Setidaknya tatapan mata orang menilaiku begitu.

2 komentar:

Anonymous said...

Tak sengaja nemuin blog ini,kaget,sedih,malu, dan penasaran dengan namanya... Menempatkan diri sbg s'org kakak saya sngt prihatin thd pemilik blog ini shg menamai dirinya "iblis"..dan saya lihat pemiliknya berkerudung, pula tercantum bbrp ayat2 alquran, juga sklh unggulan,ironis sekali. Nama/panggilan adalah sebuah doa,shg orang tua mana yg mau mberi nama yg buruk pd anaknya.. Betapa hancur hati keduanya jika doa yang mereka sebut2 hingga tertulis di akta kelahiran yaitu sebuah nama,hingga pada hari pengadilan pun Allah akan memanggil dgn nama itu (insya Allah), tp kita sndiri yg mjuluki diri sendiri dgn nama yg buruk, naudzubillah...

Mungkin nama ini berawal dari kekecewaan,tp tdk perlu mencap diri dgn nama tsb sbg alat menghinakan diri atau sbg penarik perhatian orang lain. Ukhti orang yg berilmu, mari sama2 jadikan hal ini sbg bahan renungan...

ay_ayu said...

jazakumullah..
siapapun anda yang memperkenalkan diri sebagai anonymous, :)
ini menjadi tamparan menyadarkan untuk saya
thanks for reading my blog :)

Post a Comment