RSS

Glitter Text @ Glitterfy.com

new block, new spirit ! :)

welcome to the first week of block 1.5 : activity and rest. as usual, when the head of the class shares the students' books, the first pages we open are weekly schedules for next 6 weeks. some of us showed happy faces after seeing weekly schedule. fyuuuh! finally, we face a block that can make us "breathe freely" hhaaha :D

schedule of first week


schedule of second week


schedule of third week


schedule of fourth week


schedule of fifth week


schedule of sixth week

huge thanks to You, God :)
i'll use my spare time well

new block

selamat datang di week 1 block 1.5 activity and rest

Allah yang akan selalu menjagamu

15.18 WIB, terminal Jombor - Yogyakarta
aku hanya bisa menatap nanar sebuah bis VIP Yogyakarta - Merak yang bersandar angkuh di seberangku. seakan dia mengejek kerapuhanku yang menitikkan air mata haru sambil mencari sosok yang sejak kemarin menemaniku. andai aku bisa, aku ingin menahan mereka tetap disini, bersamaku. kembali melewati hari-hari bersama seperti kemarin. bahkan aku sangat ingin melompat naik ke atas bis itu dan duduk di sebelah mereka, mengikuti kemanapun mereka pergi. sayang, yang aku bisa hanya berdiri mematung menghadap bis angkuh itu.
bukan bis itu sebenarnya yang angkuh, aku saja yang terlalu rapuh hingga tidak bisa beranjak pergi dari tempat itu.
mati-matian aku berusaha menahan agar airmataku tidak jatuh, namun pertahananku roboh seketika membaca sebuah pesan singkat yang singgah di handphoneku.

from:
mama sayang
27-03-2011
15.30
teh, udah naik taksi belum? mamah udah jalan, doain mama ya

sekuat tenaga aku mengetik sebuah pesan balasan. Tuhan, bahkan semua huruf tak dapat jelas kubaca. pandanganku tertutup genangan kristal bening. meski berulang kali kuusap, tetap saja genangan itu menutupi mataku. mungkinkah ini karena aku berusaha menahan tangis sejak 5 jam lalu?
bukan melangkah ke arah taksi yang bertengger 100 meter di timurku, aku justru melangkah ke arah shelter trans jogja, 500 meter dari tempatku berdiri. aku memilih tidak langsung menuju kamar kosku, melainkan mengambil jalan memutar yang akan membunuh lebih banyak waktu. aku ingin menenangkan diri.
semua sedih yang sejak siang tercekat di tenggorokan akhirnya tumpah di bantal kesayanganku, hadiah dari papah saat pertama aku resmi menjadi anak kos.

"i will always be beside you, to take care of you. if i made some mistakes in taking care of you, there will be Allah who ALWAYS keeps you, and protects you, ever. keep spirit, :)"
- Him -

pesan singkat itu membuatku semakin terisak. memang, hanya Allah yang akan menjagaku tanpa henti dan tanpa lelah. hanya Allah yang tidak pernah lalai memberi perhatiannya kepadaku. hanya Allah yang bisa mengerti akan setiap kebutuhanku. dan Allah pula yang akan mengabulkan semua permintaanku.

untuk alasan itu, aku meminta padamu yaa Allah, untuk menjaga kedua orangtuaku seperti Engkau menjagaku. menyayangi mereka dengan kasih sayang yang lebih besar daripada yang Engkau curahkan kepadaku. limpahkan ni'mat sehat-Mu selalu untuk mereka, berkah dan rahmat-Mu, serta usia yang panjang untuk senantiasa beribadah kepada-Mu dan merasakan indahnya berkunjung ke rumah-Mu yang agung, ya Allah.
mudahkanlah segala jalan dalam mewujudkan rencana indah keduanya... :')



*Ahad, 27 Maret 2011
18.22
kamar kos, Yogyakarta

panggil nama


sebuah komentar masuk di blog gue..

Nama/panggilan adalah sebuah doa,sehingga orang tua mana yg mau memberi nama yg buruk pd anaknya.. Betapa hancur hati keduanya jika doa yang mereka sebut2 hingga tertulis di akta kelahiran yaitu sebuah nama,hingga pada hari pengadilan pun Allah akan memanggil dgn nama itu (insya Allah)...

soo..

salahkah teman, jika kita memanggil nama saudara kita dengan panggilan yang mereka inginkan ??

rindu

sore ini, selepas semua kegiatan menghabiskan waktu sepanjang hari, kuputuskan kembali ke 30A. di jalan itu, jalan yang setiap sore selalu aku perhatikan, kembali aku melihatnya. seorang pria bersepeda dengan dua penumpang didepan dan belakangnya. pria itu perawakannya tidak bisa dikatakan sempurna, karena tingginya tidak seperti pria lain seusianya. tubuhnya pun agak bungkuk, padahal beliau masih seusia dengan ayahku.
ahh.. papa,
melihat pria itu, aku merindukan sosok pria usia 45 tahun yang telapak tangannya selalu kurasakan amat kasar jika menyentuh lembutnya kulitku. kulitnya pun kurasa kian melegam disengat panasnya matahari, meski ia selalu berada didalam ruang kerjanya seharian. rambutnya kian banyak dihiasi warna perak.
aku rindu tangan besar itu, yang selalu melindungi setiap kali aku menghadapi ancaman. aku rindu setiap petuahnya, yang selalu aku hindari untuk didengar. aku rindu kisah hidupnya, yang selalu ia ceritakan berulang-ulang hanya supaya aku bisa mengambil setiap pelajaran berharga yang tersirat.

aku benar-benar rindu papa... :(

sebuah renungan

ada sedikit rasa ingin ikut berkumpul bersama mereka di bawah langit Cahaya Madani Banten Boarding School, menyatukan canda dan tawa, seperti saat masa-masa berseragamkan almamater hitam. tapi aku justrus tertahan disini, di tempat perantauan nan berjarak tempuh 15 jam dari rumahku.
sekarang aku malah berada di depan gedung pusat Universitas Gadjah Mada dengan tanpa melakukan sesuatu yang berarti. hanya membunuh waktu, hingga matahari mengusirku paksa dari bawah payung teduh ini.
ya, semua ini karena aku sendirian. kesepian.
andai saja...
ah, aku tak ingin berandai andai lagi. semua andai andai itu hanya untuk mereka yang senang bermimpi tapi tak memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan mimpi mereka.
ya, seperti aku saat ini. masih belum sanggup menentukan pilihan. akan dibawa kemana hidupku selanjutnya? apakah hanya tetap seperti ini? berhasil mendapatkan nilai tinggi dalam setiap bidang, namun tak ada tujuan khusus yang ingin dicapai. hanya mengikuti arus kehidupan yang terpaksa kulalui.
aku tahu, bahkan sangat tahu teorinya. bahwa jika kita mengalir mengikuti bagaimana mengalirnya air, kita hanya akan hanyut terbawa arus air tersebut. tanpa bisa melawan, tidak pernah bisa menentukan jalan sendiri.
maka, aku amat sangat membenci "jalani saja seperti air mengalir". sudah saatnya aku menyangkutkan diri pada sebuah dahan yang kuat dan memaksa diri untuk keluar dari arus air ini. karena hidup memiliki banyak pilihan.


inspirasi dibawah payung utara gedung pusat UGM