RSS

aku hanya tak ingin

Berjuta maaf berbumbu ketulusan ingin sekali ku sampaikan secara langsung pada seorang kawan yang selalu mengorbankan dirinya demi orang lain bahagia. Rela membiarkan dirinya terluka, bahkan dengan terang sekali kulukai. Pasrah menerima bagaimanapun sikapku, meski aku tak pernah membalas kebaikannya.

Aku tau dia manusia yang juga munafik. Dia tersenyum di hadapan semua orang padahal ia juga terluka dengan senyumnya itu. Dia membiarkan semua orang menderita jadi menari indah sedang ia tetap terpuruk tanpa ada yang ingin tau bagaimana rasanya. Sebenarnya ia punya berjuta kehangatan di sekitarnya, namun ia tak pernah merasa kehangatan menyentuhnya.

Dan aku tau aku tak seharusnya mendapatkan rasa persahabatan darinya karena kau tau kawan? Karena aku mulai mengambil prinsip untuk tidak memberikan lowongan persahabatan pada siapapun lagi. Bukan karena terlalu sesak di hatiku. Tapi ini semata-mata karena aku tak mau merasa kehilangan mereka nantinya, ketika aku merasa sangat dekat dengannya. Jadi sebelum masa itu datang, lebih baik aku yang melepas semua suguhan yang ditawarkan orang-orang yang ingin bersahabat denganku.

Untuk kawanku yang telah merasa tersakiti oleh tingkahku yang kembali wishy woshy ini, aku minta maaf. Ku mohon mengertilah. Aku menyadari apa yang terjadi padamu, momo. Namun aku lebih memilih *meninggalkanmu ketika kau jatuh, agar kau lebih bisa mencapai titik bangkitmu sendiri. Dan agar kau tidak terlalu merasakan diriku hadir di hidupmu dengan segala suguhan semua persahabatan yang sejujurnya sudah tak sanggup aku beri untuk siapapun.

Bukan rasaku yang hilang, namun aku yang sengaja membiarkan orang merasakan peranku semakin berkurang.

Kejadian yang selama ini menimpaku menyadarkanku bahwa masa bintangku bersinar habislah sudah. Saatnya aku mempersilakan bintang muda lainnya menggantikan posisiku menyinari kehidupan. Bahwa aku kini tak dibutuhkan, tapi justru dibenci. Aku bisa menerjemahkan setiap pasang mata yang menatapku dengan berjuta kebengisan. Berharap iblis ini segera enyah dari hadapan mereka.

Aku sudah lelah untuk tetap terlihat di public. Jadi biarlah kini aku meredup meninggalkan seluruh sepak terjangku.

Rahmi, Indah, Ditha dan semuanya akan lebih memberikan kesan ‘aku ada di sini untukmu’ daripada diriku. Aku pun tak mengharapkan rasa bahagiamu yang sebenarnya adalah sedu sedan yang tak sanggup aku bayar

0 komentar:

Post a Comment