Pernikahan.
Entah kenapa aku bisa kesemsem pada sii malaikat mautku yang satu nii. Aku pernah cerita tentang sebuah awal yang membawaku terjerumus terlalu jauh pada masalah hati ini
Beberapa hari yang lalu aku tercekat. Kaget tiada kira. Di hadapan kerumunan sedang ada berita bahagia. Pernikahan. Penjara suci ini memang berbeda. Terlalu sensitif dengan kata pernikahan. Selembar undangan berada di tangan setiap siswa. Ini pertama kalinya aku mendapat undangan dengan namaku yang tertera di kovernya.
Sibuk. Setiap jiwa menggunjing masalah pernikahan. Dan salah seorang guru membeberkan rahasianya yang sebagian kami belum tahu.
“ibu ngikutin tren sekarang”
“???”
Apa itu?
Hmm.
Tak berani ku tebak.
Tapi mungkinkah maksudnya…?
Ah,
Tapi bisa saja.
Menikah dengan pria yang usianya lebih muda.
“emang suami ibu brondong?”
Sang pahlawan tanpa tanda jasa tersipu malu.
“beda berapa bu?”
“7 taun”
???
Wow!
Salut.
Entah.
Tapi yang kusadari, Allah memang Maha Adil. Dia lebih tau apa yang terbaik bagi hambaNya. Siapa yang menyangka jika tante phy akan menikah dengan pria yang baru dikenalnya beberapa bulan dan usianya lebih muda darinya? Dan sekarang toh di antara mereka tak ada kecanggungan sama sekali. Mereka justru saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. J
Iri… L
baru pertama kali nii dapet undangan atas nama sendiri…biasanya
biasanya
uhh…ngarep yaa disitu ditulisnya *** dan istri
sii ayu kalii nii pengennya nyari bronis
ga!tapi
Ente kali yang pengen cepet-cepet nikah!
ihh…istri ana mah sekarang masih di SMP…
huft!
Kenapa kata-kata gitu yang harus keluar dari mulut sii malaikat maut?
Tapi kenapa juga aku harus mengawali perdebatan itu dengan kata-kata yang seperti itu?
Itulah yang seharusnya aku hindarkan di setiap pertemuan kami.
Memang sebaiknya tak usah bertemu dan bicara!
Apa arti malaikat maut bagiku?
dia bukan the one and only yang bisa hadir dalam hidupku.
Dia juga bukan orang yang selalu hadir di setiap mimpiku
Bukan juga orang yang bias mengerti aku
Dia tak selalu menemani setiap hariku
Detik-detik dalam hidupnya bukan dia persembahkan untuk diriku
Dia bukan Edward Cullen yang siap melakukan apapun demi kekasih eksistensinya, Bella
Namun dia malaikatku, malaikat mautku.
0 komentar:
Post a Comment